8 Fakta Menarik Tentang Kota Seoul



8 Fakta Menarik Tentang Kota Seoul [ www.BlogApaAja.com ]

Bertandang ke ibukota K-Pop, Seoul, KoreaSelatan sangat menarik bagi siapa saja. Warga yang santun serta tata kota yangrapih membuat wisatawan betah. Terlebih, masakan Korea tak jauh beda denganmasakan Asia lainnya.

Berikut beberapa catatan menarik saatdetikTravel menyambangi kota tersebut pekan lalu. Siapa tahu informasi iniberguna saat hendak traveling ke Negeri Ginseng itu:

1. Tertib lalu lintas



Warga Seoul boleh dipuji untuk disiplin dansopan-santun di jalan. Di Seoul, tidak ada pembatas median jalan berupaseparator beton ataupun taman kecil. Di Seoul, separator hanya dibuat dengangaris kuning tidak terputus.

Meski hanya garis dan bukannya separatorbeton, jangan harap melihat pengendara di Seoul berani melintasi garis kuningdi tengah jalan. Bahkan untuk putar balik, mereka bersabar menunggu gariskuning selesai dan ada tanda putar balik.

Demikian juga untuk masalah antrean taksiataupun kendaraan umum seperti bus. Tidak ada pagar khusus atau besi untukmenunjukan antrean. Pun demikian, budaya antre tetap terlihat meski merekaterburu-buru dan hari sudah gelap.

2. Tingkat kejahatan minim



Menurut warga Indonesia yang telah lamatinggal di Seoul, tingkat kejahatan jalanan seperti copet dan jambret sangatrendah. Bahkan di tempat seramai pusat wisata belanja Myeongdong, nyaris tidakada copet yang mengintai dompet Anda. Sepeda motor pun di parkir di pinggirjalan tanpa dikunci setang tanpa khawatir dicuri maling.

Polisi tidak banyak terlihat di jalanan untukmemastikan situasi jalanan aman dari kejahatan. Pengamanan dilakukan olehkamera pengintai CCTV yang terpasang di setiap sudut jalan. Di setiap pospolisi hanya terlihat sebuah mobil patroli dan motor.

3. Bahasa dan huruf Korea dihormati



Meski Kota Seoul sangat metropolis danbernuansa global, warga setempat sangat menjunjung tinggi bahasa dan huruflokal. Hampir seluruh marka dan petunjuk jalan menggunakan huruf Korea.Kalaupun ada yang menggunakan huruf latin, biasanya untuk merek dagang danpetunjuk jalan bagi turis.

Warga setempat juga tidak terbiasa menggunakanbahasa asing ataupun istilah-istilah dalam bahasa Inggris. Saat menyapa, wargasetempat masih menggunakan sapaan khas mereka "Annyeong Haseyo" yang berarti"Apa kabar". Ungkapan tersebut juga bisa diartikan sapaan yang sangat universaldan dapat berarti "selamat pagi", "selamat siang", "selamat sore", atau"selamat malam".

Bagi wisatawan asing yang hanya dapatberbahasa Inggris, jangan khawatir. Di setiap sudut jalan di Seoul terdapatgerai tourist information. Di situ terdapat petugas yang dapat berbahasaInggris untuk menunjukan arah bila Anda tersesat. Tourist informastion jugamenyediakan leaflet ataupun brosur dengan huruf latin dan berbahasa Inggris.

4. Cinta produk lokal



Banyak alasan untuk warga Korsel menggunakanbarang buatan dalam negeri dan mencintai produk nasional mereka. Untuk urusangadget, produk asing seperti Blackberry ataupun iPhone sulit terlihat digunakanoleh warga Seoul. Warga Seoul hampir semua menggunakan produk lokal sepertiSamsung ataupun LG. Demikian juga piranti rumah tangga ataupun kelengkapanlainnya.

Sementara di jalanan kota Seoul, mobildidominasi oleh Hyundai. Nyaris tidak ada mobil pabrikan Jepang. Kalaupun adamobil dari luar negeri, warga Seoul lebih memilih buatan Eropa seperti Mercy,Jeep atapun Porche. Dengan catatan, jumlahnya pun sangat sedikit.

5. Macet



Di Ibukota Korsel ini, kemacetan jugadijumpai. Terutama pada akses dari luar Seoul menuju dalam kota Seoul.Sementara di dalam kota Seoul, akan terjadi kepadatan lalu-lintas pada jamsibuk pada titik-titik tertentu.

Menurut warga lokal, pada tahun 2035 Seoultidak akan lagi menjadi ibukota Korsel karena beban kota sudah semakin banyak.Ibukota Korsel akan digeser ke kota terdekat dari Seoul.

Saat ini, hampir seluruh beban transportasiditopang oleh kereta api bawah tanah dan tranportasi massal. Sementara untukkendaraan pribadi hanya bisa dinikmati oleh orang kaya ataupun mobil kantor.

6. Pedagang kaki lima



Pengaturan PKL sangat tertib. PKL jugadiberikan akses berdagang di tempat strategis seperti di Myeongdong dan Junggu.Di pusat wisata belanja Myeongdong, PKL akan berdagang di tengah jalan diantara gerai toko yang menyediakan barang bermerek. Sementara di Junggu, PKLyang menjual bumbu dapur sekalipun ditempatkan di pedestrian yang luas, diantara gedung-gedung perkantoran internasional.

Sebagai catatan, pedestrian dibuat sangatlebar dan nyaman untuk pejalan kaki. PKL tidak terlihat sembarangan untukberjualan.

Para PKL dan para pedagang pada umumnya dikota Seoul bisa dibilang pasif. Mereka tidak terdengar berteriak di tengahjalan untuk menjajakan barang. Tawar menawar pun hanya sedikit dilakukan meskidi pasar tradisional sekalipun. Alhasil, suasananya bisa dibilang lebih lenganguntuk dibilang pasar tradisional.

7. Iklim yang nyaman



Iklim sub tropis yang mendukung membuat tokotidak memerlukan kanopi seperti di Indonesia pada umumnya. Karena tidak adakanopi, tampilan dan displai toko tampil lebih menawan dan fotojenik. Selainitu, area parkir dibuat di bawah tanah. Sehingga meski populasi mobil banyak,nyaris tidak terlihat mobil terparkir di depan ruko seenaknya.

8. Minuman khas "Soju"



Di hampir seluruh restoran maupun tempatmakan, akan disajikan "Soju" sebagai minuman pembuka. Minuman ini semacamminuman berfermentasi seperti sake ataupun arak. Minuman ini sangat populer diSeoul. Soju menjadi minuman persahabatan saat makan bersama di restoran.

Oh iya, warga Seoul juga tidak terlalu sukamakanan dan minuman yang manis. Menurut warga lokal, kalau disajikan minumandengan rasa manis, lidah akan menolak dan perut mual. Kebiasaaan itu tumbuh dihampir seluruh warga saat memasuki usia dewasa, meski masa kecilnya menyukairasa manis.


Follow On Twitter