Pks Didera Bully





Lempar batu sembunyi tangan. Mungkin masih ada yang tahu dengan arti peribahasa ini, tetapi yang terjadi sekarang bukan itu, Lempar Isu Hajar Habis-habisan, itulah yang terjadi dalam perpolitikan di Indonesia awal tahun 2013.

Sepak terjang partai yang memiliki jargon Bersih, Peduli dan Profesional, bernomor urut 3, diminati dan diperhatikan banyak orang. Sebagian alasan bernada positif dan membangun, sebagian lain bernada negatif dan garang memaki, agaknya mereka selalu tidak suka dengan kebaikan dari orang-orang yang berbuat kebaikan.
Bercermin dua tahun kebelakang, terpaan isu kepada PKS bisa dilalui setelah media-media di Indonesia kelelahan untuk memberitakan partai bulan sabit kembar ini. Masih segar dalam ingatan kasus-kasus yang menimpa kader-kader PKS saat itu, seluruh media menyoroti dengan tajam dan garang.

Kasus Arifinto misalnya di tahun 2011 mengenai sangkaan menonton film porno saat Sidang Paripurna, seluruh deadline pemberitaan media nasional baik elektronik maupun cetak menuju ke PKS. Berbagai macam pemberitaan miring datang ke PKS tanpa yang jelas, media seenaknya saja membuat berita. Lucunya, setelah Arifinto mengundurkan diri sebagai Anggota DPR dari PKS, berita ini hilang begitu saja.

Lain lagi dengan kasus Misbakhun, kader PKS yang juga menjabat anggota DPR RI. Ketika sedang berjuang menyelesaikan kasus Bank Century, ia malah terjerat dan dituduh dengan masalah pemalsuan dokumen pencairan kredit pembiayaan perdagangan pada Bank Century. Atas kasus ini ia dijatuhi hukuman 1 tahun penjara dan dicopot sebagai Anggota DPR.

Misbakhun tak tinggal diam atas kasus yang menimpa dirinya, dengan berbagai cara ia berjuang mengajukan PK ke Mahkamah Agung. Akhirnya Mahkamah Agung (MA) pada 5 Juli 2012 memutus bebas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu dalam kasus pemalsuan Letter of Credit Bank Century. Sayangnya Misbakhun sudah menjalani 1 tahun proses masa tahanan.

Yusuf Supendi yang notabene salah satu pendiri Partai Keadilan (PK), juga pernah melaporkan Luthfi Hasan Ishaaq, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta ke Badan Kehormatan DPR. Yusuf menilai sejumlah elite tersebut melanggar kode etik anggota Dewan. Namun hingga detik ini, tak satupun tuduhan itu terbukti.

Hari ini PKS kembali diuji, sejatinya ibarat pohon yang semakin tumbuh besar maka semakin kuat pula angin yang menggoyangnya. PKS kembali menjadi pemberitaan nasional, Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dipanggil dan diperiksa KPK terkait dugaan kasus suap daging impor. Dibumbui kabar lain sebagai pelezat berita bahwa Ahmad Fathanah sebagai kurir pembawa uang dalam kasusu ini, yang juga dikabarkan sebagai kader PKS namun hal ini dibantah oleh Musyafa Ahmad Rahim, Ketua Kaderisasi DPP PKS- memiliki wanita panggilan yang berinisial M. Seluruh pemberitaan elektronik dan cetak saling berpacu untuk memberikan kabar.

Salah satu media televisi nasional dalam Breaking News dini hari tadi (Kamis, 31/01) mencoba menggiring isu ini, seakan-akan apa yang diberitakan itu mutlak kebenarannya. Seperti saat wawancara dengan Johan Budi, Jubir KPK, Johan mengatakan Luthfi Hasan Ishaaq akan menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus suap daging impor, sang reporter malah mengatakan saat ini LHI sebut saja Luthfi Hasan Ishaaq sudah menjadi tersangka dan anehnya lagi pertanyaanya adalah, apakah akan ada penahanan terhadap Luthfi hasan pada malam ini.

Jelas sekali pemberitaan yang belum tentu benar digiring untuk menjadi sebuah kebenaran. Lebih anehnya lagi pemberitaan media adalah belum diperiksa malah sudah jadi tersangka. Sungguh penggiringan isu yang mengkerdilkan cara berpikir masyarakat. Dalam Konferensi Pers jelang dibawa ke gedung KPK, Presiden PKS menekankan kepada seluruh jajaran kader PKS hendaknya menahan diri dan berdoa dan menyerahkan keputusan kepada Allah dan berjuang agar negeri kita bebas dari korupsi karena tindakan itu merugikan negara.

Inilah isu terheboh dan terpanas di awal tahun 2013 untuk PKS, partai ini tak henti-hentinya diserang oleh segelintir orang-orang yang tidak bertanggung jawab jelang pemilu 2014. Hikmah di balik ini, semoga semakin diserangnya PKS maka akan semakin besar, solid dan kuatnya partai ini.

Al Amin
Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam kampus IAIN Imam Bonjol Padang
(islamedia)

Follow On Twitter